Diet Rendah Karbohidrat, Menyehatkan?
Sudah berhari-hari Ima berusaha menelepon Bobby tapi teleponnya tak
juga diangkat. Tidak biasanya Bobby seperti ini. Biasanya Bobby selalu
siap siaga kapan saja ada yang menelepon. Paling tidak kalau melihat ada
missed call, Bobby pasti akan menelepon balik. Ternyata
setelah mencari tahu dari teman-teman, Ima mendapat kabar kalau Bobby
masuk rumah sakit. Penyebabnya? Diet.
Ya, seperti kita ketahui, sekarang ini ragam diet sudah tak terhitung banyaknya. Dari diet South Beach,
diet vegetarian, zone diet, diet mediterania, diet rendah lemak, dan
juga diet yang bisa dibilang paling terkenal saat ini, yaitu diet
Atkins. Prinsip diet Atkins adalah diet rendah karbohidrat. Dr. C.
Robert Atkins menyebutkan kalau kita boleh makan sebanyak-banyaknya,
asalkan konsumsi karbohidratnya rendah.
Hal inilah yang dilakukan Bobby. Bobby mengonsumsi sedikit
karbohidrat dan menggantikannya dengan lemak. Awalnya berat badannya
memang turun dengan cepat. Namun kemudian, ia mulai merasa lelah. Ia
sempat mengira kalau ini disebabkan karena beban pekerjaannya yang
memang sedang banyak-banyaknya saat itu. Lama-lama Bobby tidak tahan dan
kolaps. Saat dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya, dokter
memberitahu bahwa penyebabnya adalah terjadinya gangguan metabolisme
lemak, yang disebut Acido-Ketosis.
Diet, tapi Jantungan?
Diet, tapi Jantungan?
Para peneliti pernah melakukan sebuah penelitian dengan memberikan
makanan berkarbohidrat tinggi pada sekumpulan tikus. Hasilnya? Dalam
waktu singkat, tikus-tikus itu cenderung mengalami kegemukan, bulunya
rontok, dan berpotensi terkena kemandulan! Jadi sangat lumrah kalau
akhirnya Atkins menyalahkan dan menuding karbohidrat sebagai penyebab
rusaknya tubuh manusia.
Sebuah penelitian yang melibatkan 450 orang menunjukkan memang mereka
yang menjalani diet rendah karbohidrat mengalami penurunan berat badan
yang lebih cepat dibandingkan mereka yang menjalani diet rendah lemak.
Tapi ternyata mereka juga mengalami kenaikan kolesterol total dan
kolesterol LDL (kolesterol jahat)!
Mereka yang menjalani diet rendah karbohidrat bahkan memiliki risiko
lebih tinggi terkena penyakit jantung dan pembuluh darah karena saat
mengurangi karbohidrat secara ekstrim, mereka malah meningkatkan
konsumsi lemak untuk tetap memperoleh energi. Ini justru yang
membahayakan.
Konsumsi lemak yang berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol dan
trigliserida dalam darah. Tingginya kadar kolesterol dan trigliserida
inilah yang menyebabkan naiknya risiko penyakit jantung dan pembuluh
darah. Selain itu, melakukan diet Atkins juga berisiko timbulnya
gangguan Acido-Ketosis (kelebihan asam dalam darah akibat gangguan
metabolisme lemak).
Lalu apa yang harus dilakukan?
Lalu apa yang harus dilakukan?
Lalu bagaimana caranya agar diet Anda berhasil dan tetap sehat?
Karbohidrat berlebih memang tidak baik. Oleh karena itu, Anda perlu
membatasi jumlah karbohidrat yang Anda konsumsi. Selain itu, Anda juga
perlu memperhatikan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Hindarilah
karbohidrat dalam bentuk gula sederhana seperti gula pasir dan gantikan
dengan gula rendah kalori, karena sebenarnya gula sederhana hanya
memberikan kalori tanpa nutrisi yang berguna. Sebaliknya Anda tetap
perlu mencukupi asupan karbohidrat kompleks seperti serat yang banyak
terdapat pada sayuran dan buah. Selain itu, serat sangat baik untuk
mengurangi risiko kanker usus, dan menurunkan kolesterol. Mengonsumsi
serat juga membuat rasa kenyang pada perut lebih lama.
Bagaimana dengan nasi?
Bagaimana dengan nasi?
Kita, orang Indonesia, terbiasa untuk memakan nasi dan rasanya perut
belum kenyang kalau belum bertemu nasi. Padahal nilai Glycemic Index
(GI) yang dikandung nasi adalah 88. Sedangkan GI yang disarankan untuk
konsumsi karbohidrat berkisar antara 50-60. Semakin tinggi nilai GI,
maka kita akan semakin cepat lapar, sehingga cenderung untuk makan
berlebih. Oleh karena itu, Anda memang perlu membatasi nasi atau
menggantinya dengan sumber karbohidrat yang memiliki nilai GI rendah
seperti nasi merah atau roti gandum
Sumber ; L-Men
Tidak ada komentar:
Posting Komentar